Saturday, December 5, 2009

Depnakertrans-Depdiknas Kembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Bandung - Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) dan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) sepakat mengembangkan kurikulum berbasis kompetensi yang disesuaikan dengan ketentuan dunia usaha dan sektor ketenagakerjaan.

"Kurikulum berbasis kompetensi ditujukan untuk menghasilkan kualitas para lulusan pendidikan atau pencari kerja yang dapat memenuhi kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan dunia usaha atau berwirausaha mandiri," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) RI, Muhaimin Iskandar, di Bandung, Sabtu.

Dijelaskan, penerapan kembali konsep link and match antara Depnakertrans dan Depdiknas tersebut dengan merumuskan kerangka operasional yang mensinergikan kebijakan sektor pendidikan dan sektor ketenagakerjaan.

Muhaimin mengatakan, pihaknya telah mengadakan pertemuan khusus dengan Mendiknas dan membahas penerapan link and match untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan kualitas tenaga kerja.

"Pembahasan itu mencari titik temu antara UU No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dan UU No 13 tahun 2008 tentang ketenagakerjaan," katanya.

Dia mengemukakan, selanjutnya Depnakertrans dan Depdiknas sepakat mengupayakan perbandingan SMU dan SMK yang tadinya 60 persen dan 40 persen menjadi lebih banyak jumlah sekolah SMK.

Muhaimin juga mengemukakan, perguruan tinggi (PT) sistem pendidikannya harus disesuaikan dengan potensi keunggulan komperatif sumber daya alam disetiap wilayah provinsi yang bersangkutan.

"Selama ini banyak kesempatan kerja atau lowongan kerja yang tersedia namun tidak dapat terisi oleh para lulusan pendidikan dan pencari kerja. Hal ini karena kurangnya kompetensi kerja dan keahlian yang dibutuhkan pasar kerja," imbuhnya.

Misalnya, lanjut Muhaimin, hingga kini masih banyak jumlah pengangguran dari lulusan diploma mencapai 510 ribu dan dari universitas sebanyak 600 ribu.

"Untuk menanggulangi hal tersebut Depnakertrans telah melakukan terobosan dengan menggulirkan program employment service center (ESC) di beberapa perguruan tinggi baik negeri atau swasta.

Implementasinya, ESC merupakan bursa kerja khusus online yang menyajikan informasi peluang dan lowongan kerja yang disediakan perusahaan, lengkap dengan data kulifikasi yang diinginkan. Program ini dilengkapi dengan bantuan satu set perlengkapan bursa kerja online (BKO), satu paket bantuan peralatan tekhnis komputer, satu paket pameran bursa kerja dan juga profil pembuatan bursa kerja.

"Bagi mereka yang ingin menambah kompetensi bisa datang ke balai latihan kerja (BLK) yang dilengkapi program kios 3 in 1 yang menyediakan pelatihan. Saat ini terdapat 11 BLK unit pelaksana tekhnis dan 171 BLK yang dikelola unit pelaksana tekhnis daerah di Indonesia," katanya.

Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS) jumlah pengangguran di Indonesia hingga Agustus 2009 mencapai 8, 96 juta atau 7,87 persen. Angka tersebut menurun dibandingkan pada Februari 2009 yang mencapai 9,26 juta atau 3,14 persen, atau dibandingkan pada Agustus 2008 yang mencapai 9,39 juta.

Sedangkan jumlah angkatan kerja pada Agustus 2009 mencapai 113,83 juta orang., bertambah 90 ribu orang dibanding dengan jumlah angkatan kerja pada Februari 2009 sebesar 113,74 juta.(*)ant

No comments: