Sunday, June 22, 2008

Ancaman Golput Gus Dur Tak Demokratis, Kata Ulama Jatim

Ulama yang juga pengasuh Pesantren Al-Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jatim, KH Zainuddin Djazuli menilai Gus Dur (Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid) tidak demokratis dengan ajakan golput (golongan putih atau tidak memilih).

"Sebagai pemimpin bangsa, ajakan golput itu bertentangan dengan demokrasi, karena demokrasi itu membebaskan pilihan," kata mustasyar atau penasehat PWNU Jatim yang akrab disapa Gus Din itu di Surabaya, Sabtu (21/6).

Usai menghadiri halaqoh/simposium "Maslahah Ammah" (kepentingan masyarakat) PWNU Jatim di Surabaya yang dihadiri lima cagub Jatim itu, ia mengemukakan hal itu menanggapi ajakan Gus Dur dalam dialog kebangsaan di Jakarta pada Minggu (15/6) lalu.

"Kalau kami tetap dihalang-halangi ikut Pemilu 2009, ya sudah saya suruh golput. Gitu aja kok susah," kata mantan presiden itu, yang mengaku kesal dengan intervensi pemerintah dalam urusan hukum.

Menurut Gus Din, sikap PWNU Jatim yang menawarkan konsep "Maslahah Ammah" (kepentingan masyarakat) kepada semua cagub-cawagub justru sangat bagus dan dewasa."Kalau golput itu tidak mendidik, tidak demokratis, tapi kalau netral dan melakukan komitmen bersama cagub itu sikap yang bagus dan dewasa," katanya.Oleh karena itu, katanya, Pesantren Ploso dan pesantren lainnya di Kediri akan bersikap netral.

"Kalau para kiai pasti punya pilihan sendiri-sendiri, tapi pesantren itu netral," katanya.Senada dengan itu, Wakil Rois Syuriah PWNU Jatim, KH Agoes Ali Masyhuri, menyatakan NU Jatim tidak akan golput, tapi akan tetap netral, karena itu NU Jatim tidak akan mendukung dan juga tidak akan memproteksi cagub.

"Kalau NU mendukung atau memproteksi itu berarti kemunduran, karena itu NU akan memayungi semuanya.

NU itu ibarat resi (guru)," kata pengasuh Pesantren Bumi Sholawat, Tanggulangin, Sidoarjo, itu.Halaqoh yang dihadiri lima cagub itu juga dihadiri beberapa ulama, antara lain KH Mas Subadar (Pasuruan), KH Zainuddin Zadjuli (Kediri), KH Sholeh Qosim (Sidoarjo), KH Mu`thi (Surabaya), KH Bashori Alwi (Malang), dan KH Nurul Huda (sumber nu )

No comments: