gambar tempat rampok di toko mas ,di semarang pada:juma'at,06/06
perampok membawa kabur emas 100kg.dengan harga,RP 25 m
polisi sedang bikin penyelidikan di lokasi kejadian.
SEMARANG - Perampokan emas kembali terjadi. Kali ini di Kota Semarang. Tak tanggung-tanggung, emas batangan seberat 100 kg dibawa kabur dan tiga nyawa menjadi korban keganasan perampok bersenjata api ini
.Perampokan itu terjadi di rumah Welly Chandra, 34, Jalan Kranggan Timur 12, Semarang. Welly adalah pemilik toko emas Bintang Mas yang terletak di seberang rumah, tepatnya Jalan Kranggan Timur 9. Selain pemilik toko emas, Welly dikenal sebagai distributor emas dan kolektor permata.
Informasi yang dihimpun Radar Semarang (Grup Jawa Pos), Rabu (4/6) sekitar pukul 20.30 Welly dan istrinya, Anik Wijaya, 32, serta Wulandari, 15 (pembantu) menutup toko tersebut. Mereka berniat mencari makan malam dengan naik Kijang Innova nopol H 8621 GW.Usai makan, di tengah jalan mereka dicegat pelaku yang diperkirakan empat orang.
Penjahat yang salah satunya berseragam polisi lalu lintas itu meminta dibawa ke rumah korban. "Jumlah pelaku belum diketahui secara pasti. Yang jelas, satu di antaranya memakai seragam polisi," ujar Direskrim Polda Jateng Kombespol Dewa Parsana.
Sampai di rumah, pelaku menodongkan pistol, melumpuhkan satpam, dan membius anjing korban. Mereka juga merusak CCTV dan mengambil kasetnya. Salah seorang pelaku menyeret Welly untuk menunjukkan ruang penyimpanan emas.
Sementara Anik dan Wulandari masih ditodong pistol di mobil. Dari brankas yang terdiri atas banyak rak tersebut, penjahat mengambil sekitar 100 kg emas batangan dan perhiasan lain. Diperkirakan nilainya mencapai Rp 25 miliar.
Usai menggasak emas korban, pelaku mengikat tangan dan kaki Welly, kemudian menutup seluruh mukanya dengan lakban. Sekitar pukul 22.00, Welly ditolong warga untuk dilarikan ke RS Telogorejo. Tapi, belum sampai tujuan, Welly tewas karena kehabisan napas.Adegan berikutnya, pelaku memasukkan Iing, 62, tante Welly, ke dalam mobil. Bersama Anik dan Wulandari, dia dibawa kabur sebagai sandera.
Tangan ketiga korban diborgol, sementara kaki mereka diikat dengan lakban dan plastik. Anik dan Wulan akhirnya dibunuh pelaku dengan cara ditembak bagian kepala dan punggungnya. "Istri korban dan pembantunya ditembak di jalan," tandas Direksrim.
Sementara Iing yang sudah berusia lanjut tetap dibiarkan hidup.Jenazah Anik dan Wulan ditemukan warga di mobil Kijang Innova di dekat kampus Universitas Negeri Semarang (Unnes) kawasan Gunungpati Semarang, sekitar pukul 07.00 kemarin. Warga mengetahui hal tersebut setelah Iing berhasil melepaskan ikatan, keluar mobil, dan mencari pertolongan.
Mayat keduanya lantas dievakuasi dan dibawa ke RS Bhayangkara untuk diotopsi.Hingga tadi malam polisi masih melakukan penyelidikan. Kemarin pagi, tim unit Resmob Polda Jateng melakukan pengejaran ke dua jalur keluar Semarang, yaitu di Kedungmundu dan Ungaran.
Tapi, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Petugas juga belum bisa memastikan apakah seorang pelaku yang mengenakan seragam polisi lalu lintas itu oknum polisi atau bukan.
Sore kemarin jajaran kepolisian dari Polda Jateng, Polwiltabes Semarang, Polres Semarang Timur, dan Polsek Semarang Tengah melakukan koordinasi di Mapolda untuk membahas kasus tersebut.
Dari keterangan yang dikumpulkan koran ini, polisi sempat mengepung sebuah rumah di daerah Ungaran. Rumah tersebut ditengarai menjadi tempat persembunyian pelaku yang diperkirakan empat orang. Namun, pelaku yang menggondol 100 kg batangan emas dan perhiasan senilai sekitar Rp 25 miliar itu terlebih dulu kabur.
Kasat I Opsnal Ditreskrim Polda Jateng AKBP Nelson Pardamaian Purba membenarkan bahwa di antara pelaku ada yang memakai atribut polisi lalu lintas. Namun, Nelson belum bisa memastikan apakah dia benar-benar polisi atau bukan.
"Atribut bisa saja dibeli," ucapnya.Dia menjelaskan, saksi tidak bisa melihat nama "polisi" tersebut di seragamnya. Sebab, selain mengenakan helm polantas dan masker, pelaku menutupi seragamnya dengan jaket.
Saat ditanya apakah senjata api (senpi) yang digunakan merupakan standar kepolisian, Nelson tak menjawab pasti.
"Kemungkinan seperti itu," ucapnya. Salah satu saksi yang diperiksa adalah Eko, satpam rumah Welly.Skenario Perampokan Yang Rapi Perampokan di rumah Welly benar-benar dilakukan secara
No comments:
Post a Comment