Monday, May 12, 2008

DEMO LAGI PASAL BBM

JAKARTA - Sinyal kenaikan BBM akhir bulan ini direspons serius oleh aktivis mahasiswa. Hari ini (Senin 12/5), ribuan demonstran akan mengepung Istana Presiden. Mereka berusaha menunda pengumuman kenaikan harga BBM. Tadi malam sekitar seribu mahasiswa sudah sampai di kampus Universitas Negeri Jakarta, basis mereka menyiapkan aksi. Mereka tidur di masjid kampus dan hall yang kosong.

"Besok pagi kawan kami daerah akan langsung bergabung di Bundaran HI. Sekarang mereka masih di jalan," ujar Koordinator Pusat BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Seluruh Indonesia Budiyanto kepada koran ini tadi malam (11/5). Budi dan koordinator lapangan sedang melakukan rapat aksi yang akan dimulai sejak pukul 7 pagi itu.

Menurut mahasiswa Universitas Gadjah Mada tersebut, massa yang berangkat dari Jogjakarta, Solo, Semarang, dan Purwokerto berjumlah sekitar dua ribu orang. Masing-masing menumpang kereta api ekonomi dari daerahnya. Aktivis dari Jogjakarta, misalnya, menggunakan KA ekonomi yang berangkat dari Stasiun Lempuyangan pukul 17.00 kemarin.

"BEM seluruh Indonesia punya sebelas koordinator teritorial yang mengirim wakil. Teman-teman dari Sumatera dan Kalimantan juga akan datang besok (hari ini)," kata Budi. Karena bertepatan dengan hari kerja, aksi akan dipusatkan di instansi pemerintah yang berkaitan dengan kebijakan menaikkan BBM.

"Sekitar pukul 10 pagi, seluruh simpul aksi berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia, lalu long march ke istana sekitar pukul 13.00," ujarnya. Selain jaringan BEM, aksi juga diikuti elemen mahasiswa yang lain. Misalnya, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Front Pemuda 98, HMI, dan PMII.

Budi menjelaskan, aksi serupa juga akan dihelat besok pagi di seluruh ibu kota provinsi yang ada jaringan BEM-nya. "Tidak semua datang ke Jakarta. Di daerah juga ada aksi besar-besaran," katanya.

Mahasiswa mengajukan tujuh gugatan. Antara lain, nasionalisasi aset nasional, batalkan kenaikan BBM, stabilkan harga sembako, dan sita harta kekayaan obligor BLBI untuk rakyat. "Kami akan memaksa wakil pemerintah membubuhkan tanda tangan," katanya.

Secara terpisah, Kepala Bidang Penerangan Umum (Kabidpenum) Mabes Polri Komisaris Besar Polisi Bambang Kuncoko meminta demonstrasi dilakukan damai dan tidak merugikan kepentingan umum.

Kenaikan harga BBM 30 persen berpotensi mengakibatkan jumlah orang miskin bertambah 8,55 persen atau bertambah sekitar 15,68 juta jiwa. Meskipun pemerintah berencana memberikan bantuan Rp 100.000 per bulan kepada 19,1 juta keluarga miskin namun kenaikan harga itu akan mengakibatkan tambahan inflasi 26,94 persen

No comments: