Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) DPR RI melayangkan surat kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Surat tersebut berisi penolakan FKB atas rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ketua FKB DPR RI Effendy Choirie mengatakan, pihaknya tak akan membiarkan pemerintah membuat kebijakan yang memberatkan rakyat. "FKB tidak memberi keleluasan kepada pemerintah untuk mengambil sikap dan kebijakan jika itu memberatkan rakyat," katanya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (16/5).
Effendy menjelaskan, terdapat 7 lampiran dalam surat yang akan disampaikan. Isinya meliputi argumen dan solusi yang akan disampaikan untuk mengambil langkah-langkah dalam menyelamatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2008 dari kebangkrutan.
Dalam lampirannya, ada 8 langkah yang diajukan kepada pemerintah, antara lain, usulan agar pemerintah segera menempuh langkap penting meningkatkan produksi minyak nasional, mengganti Undang-undang Minyak dan Gas (migas), menambah penerimaan negara di sektor migas dengan menghematkan biaya produksi migas.
Kemudian, pemerintah juga harus segera merombak patokan perhitungan subsidi BBM, merombak tata niaga migas, mewujudkan diversifikasi energi, menambah penerimaan negara, dan berani melakukan renegosiasi utang luar negeri.Sebelumnya, Anisah Mahfudz, salah seorang anggota FKB, mengatakan, pihak menolak kenaikan harga BBM itu lantaran melihat kondisi masyarakat.
“Efek negatif kenaikan itu, kan kenanya, ya, rakyat. Mereka tidak tahu kenapa harus naik," ujarnya.Penolakan ini didasarkan atas masa reses FKB beberapa hari lalu. "Kita melihat mereka (warga) banyak yang menolak.
Masalah tempe saja itu belum selesai, sekarang ada masalah lain lagi. Jadi, masyarakat tempe saja, kok susah," keluhnya.Menurut dia, FKB juga akan mempertimbangkan program konversi minyak tanah ke gas, karena dinilai memberatkan warga.
"Sosialisasi belum sampai. Di kota aja masih banyak yang tidak tahu, apalagi di desa. Kita ini orang desa ya, jadi tahu kalau mereka itu masih banyak yang takut," katanya.
No comments:
Post a Comment