Sunday, May 18, 2008

MEGAWATI TAGI JANJI PENDUDUK

Kampanye Membeludak, tapi Tak Bisa Menangkan Jadi PresidenSURABAYA - Kekalahan perolehan suara di daerah yang dianggap menjadi basis PDI Perjuangan pada Pilpres 2004 masih membekas bagi Megawati Soekarnoputri.

Karena itu, dalam deklarasi pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur dari PDIP, Sutjipto-Ridwan Hasjam, ketua umum DPP PDIP itu menagih janji pemenangannya.

"Mana komitmennya? Dulu waktu kampanye saja terlihat banyak yang datang, tapi ternyata tidak bisa mengusung saya menjadi pemimpin nomor satu di negeri ini. Sekarang saya ganti tagih janji kepada kalian semua," ujarnya di hadapan 50 ribu pendukung PDIP di Gelora 10 November Surabaya.
Mega juga mempertanyakan dukungan massa yang dulu terlihat getol mengusung dirinya saat pilpres. "Masyarakat yang mengelu-elukan saya, mana buktinya kalau mendukung saya? Kalau mau pilih saya, ya monggo pilih," katanya.Untuk diketahui, pada 2004, Megawati yang saat itu presiden incumbent maju kembali berpasangan dengan Hasyim Muzadi sebagai cawapres.

Tapi, melalui pilpres tersebut, Megawati kalah bersaing dari Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla.Istri Taufiq Kemas itu berharap kejadian tersebut tidak terulang pada 2009. Dia berharap pencalonannya sebagai presiden lima tahun mendatang didukung penuh oleh masyarakat.

"Saat ini, saya melihat antusiasme rakyat dari hari ke hari tidak bertambah baik, tapi justru menurun. Banyak yang tidak menggunakan hak pilihnya," tegasnya.Mega menyatakan, tindakan tersebut akan sangat merugikan. Sebab, model pemilihan pemimpin saat ini adalah pilihan langsung. Karena itu, satu suara akan berpengaruh terhadap hasil pemenangan. "Seharusnya rakyat menggunakan hak pilihnya, tidak hanya diam.

Rakyat ikut bertanggung jawab menentukan siapa yang bisa dijadikan pemimpin mereka ke depan," ungkapnya.Menurut dia, berjalannya reformasi berasal dari dukungan rakyat. Jadi, jika banyak yang tidak mencoblos saat pemilihan presiden mendatang, reformasi tidak akan berjalan.

Dengan tidak mencoblos, kata Mega, hal itu menandakan tidak ada lagi semangat kebangsaan. Menurut dia, tidak mencoblos merupakan hak perorangan, bukan hak warga negara atau warga bangsa.

"Kalau ada yang bilang reformasi gagal, saya tegaskan lagi bahwa itu salah. Reformasi tetap terus berjalan. Hanya, harus didukung. Pilihan langsung itu tanda reformasi," ujarnya.Selain menegaskan sikapnya kepada para pemilih, Mega menyoroti kinerja perangkat desa, terutama pengurus RT dan RW.

"Lha RT/RW-nya malas kirim surat pemberitahuan atau sosialisasi, akhirnya banyak warga yang tidak tahu saya di sini," katanya lantas tersenyum.Dalam deklarasi tersebut, Mega juga mengajak seluruh simpatisan untuk meminta kartu tanda pemilih maksimal dua minggu sebelum pencoblosan, sehingga mereka masih mempunyai waktu untuk memperbaiki. "Kalau mau pilih, pilih saya, jangan lupa," tegasnya.

No comments: